METODE-METODE DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Written By M. Yazid on Minggu, 16 Oktober 2011 | 06.03

METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Oleh :Dorespell. dkk







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Dalam setiap studi tentang ilmu bahasa banyak ditemukan beragam masalah, baik dari faktor internal maupun eksternal, faktor internal misalnya daya tangkap,daya ingat, daya olah anak kurang sehingga menghambat proses pembelajaran bahasa tersebut. Sedangkan dari faktor eksternal misalnya cara guru mengajar yang kurang efisien, lingkungan yang kurang mendukung, kurangnya sarana yang mendukung dan sebagainya.
Dari permasalahan di atas perlu dilakukan langkah-langkah dalam proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa arab. Maka dari itu, perlu adanya metode-metode yang mesti digunakan sebagai jembatan dalam proses pembelajaran bahasa asing.
Dalam makalah ini penulis akan merangkum semua metode yang sudah dipelajari sebelumnya, guna melengkapi tugas mandiri dalam perkuliahan semester IV pada mata kuliah metode pembelajaran bahasa arab I.

B. Rumusan Masalah
Defenisi, langkah-langkah, kelebihan dan kekurangan dalam metode-metode pembelajaran bahasa arab I

C. Tujuan
            Adapun tujuan yang penulis ingin sampaikan dalam penulisan makalah ini adalah:
  1. Dengan merangkum kembali diharapkan penulis dapat mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari
  2. Sebagai tugas mendiri penulis dalam melengkapi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing.



BAB II
PEMBAHASAN

1. METODE MUBASYARAH (LANGSUNG)

1. Pengertian
Penekanan pada metode ini adalah pada latihan percakapan terus-menerus antara guru dan peserta didik dengan menggunakan Bahasa Arab tanpa sedikitpun menggunakan bahasa ibu, baik dalam menjelaskan makna kosa kata maupun menerjemah, (dalam hal ini dibutuhkan sebuah media). Perlu menjadi bahan revisi disini adalah bahwa dalam metode langsung, Bahasa Arab menjadi bahasa pengantar dalam pengajaran dengan menekankan pada aspek penuturan yang benar (Al - Nutqu al – Shahiih), oleh karena itu dalam aplikasinya, metode ini memerlukan hal-hal berikut;
a.Materi pengajaran pada tahap awal berupa latihan oral (syafawiyah)
b.Materi dilanjutkan dengan latihan menuturkan kata-kata sederhana, baik kata benda ( isim) atau kata kerja ( fi’il) yang sering didengar oleh peserta didik.
c.Materi dilanjutkan dengan latihan penuturan kalimat sederhana dengan menggunakan kalimat yang merupakan aktifitas peserta didik sehari-hari.
d.Peserta didik diberikan kesempatan untuk berlatih dengan cara Tanya jawab dengan guru/sesamanya.
e.Materi Qiro’ah harus disertai diskusi dengan bahasa Arab, baik dalam menjelaskan makna yang terkandung di dalam bahan bacaan ataupun jabatan setiap kata dalam kalimat.
f.Materi gramatika diajarkan di sela-sela pengajaran,namun tidak secara mendetail.
g.Materi menulis diajarkan dengan latihan menulis kalimat sederhana yang telah dikenal/diajarkan pada peserta didik.
h.Selama proses pengajaran hendaknya dibantu dengan alat peraga/media yang memadai. Penutup Sebagai penutup, bahwa alur makalah ini lebih menekankan tentang pentingnya: Seorang guru (pendidik) sebaiknya memahami prinsip - prinsip dasar pengajaran bahasa Arab diatas sebagai bahasa asing dengan menggunakan metode yang memudahkan peserta didik dan tidak banyak memaksakan peserta didik ke arah kemandegan berbahasa. Adapun bagi bagi seorang siswa, bahwasanya belajar bahasa apapun, semuanya membutuhkan proses, banyak latihan dan banyak mencoba.
2. langkah-Langkah
  1. Memperagakan langsung hal yang diucapkan/ memegang langsung hal yang diperagakan.
3. Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
  1. Mempercepat proses pengenalan mufrodat
  2. Maharul kalam dapat dengan cepat dipelajari.
b) Kekurangan
  1. Mengutamakan maharatul kalam sehingga maharatul yang lainnya terabaikan.
  2. Tidak menggunakan hukum nahwu sedangkan bahasa arab tidak terlepas dari hukum nahwu.


2. METODE SYAM’IYAH DAN SYAFAWIYAH

1. Pengertian
Metode ini dikenal juga dengan metode ucapan (oral method). Karena dianggap sebagai usaha penyempurnaan daari metode langsung, ia biasa disebut juga reform method. Jadi, metode ini berhubungan erat dengan metode langsung. Menurut metode fonetik, pelajaran sebaiknya diawali oleh latihan-latihan pendengaran (ear training) bunyi. Setelah itu, diikuti oleh latihan-latihan pengucapan bunyi terlebih dahulu, diteruskan kemudian oleh kata, kalimat pendek, dan akhirnya kalimat yang lebih panjang. Lalu, kalimat-kalimat tersebut dirangkaikan menjadi percakapan dan cerita. Disebut metode fonetik karena materi pelajaran ditulis dalam notasi fonetik, bukan ejaan seperti yang lazim digunakan. Gramatika diajarkan secara induktif, sedangkan pelajaran mengarang terdiri dari penampilan kembali (reproduksi) tentang apa yang telah didengar dan dibaca.


2. Langkah-langkah
  1. Pada dasarnya bahasa itu adalah berbicara,
  2. Wajib dalam belajar bahasa bahasa asing dengan berurutan yang berarti: mendengar, berbicara, mendengar, membaca, dan menulis.
  3. Sebaik-baik pengajar adalah penutur asli.
3. Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
  1. Metode pengajarannya berurutan sehingga mudah bagi siswa untuk menguasai satu persatu.
  2. Menggunaka bahasa ibu sehingga proses belajar mengajar tidak memakan waktu yang lama.
b) Kekurangan
  1. Dalam hal kawa’id metode ini tergolong lemah Karena diajarkan secara induktif.


3. METODE GABUNGAN (Electik)

1. Pengertian
Menurut metode ini, cara mengajar yang paling tepat adalah menggunakan gabungan dari unsur-unsur yang terdapat dalam metode langsung dan gramatika-terjemah. Kemahiran berbahasa diajarkan menurut urutan-urutan: percakapan, latihan menulis, memahami (comprehension), dan membaca (reading). Kegiatgan lain yang dilakukan dalam kelas adalah berupa latihan lisan, membaca keras, dan tanya jawab. Selain latihan penerjemahan dan pelajaran tata-bahasa yang dedukatif, juga digunakan alat peraga yang bisa didengar dan dilihat (audio-visual aids). Di Perancis, metode pembelajaran seperti biasa dikenal sebagai metode aktif.
2. Langkah-langkah
  1. Menggabungkan metode langsung dan kawa’id dan terjemah dalam pengaplikasiannya.
  2. Melakukan latihan lisan, membaca keras, dan Tanya jawab. Dan menggunakan alat peraga seperti pada metode langsung.
3. Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
  1. Kelebihannya yaitu gabungan dari 2 metode sehingga saling menutupi kekurangan.
  2. Mahir dalam mendengar beserta kawa’id dan terjemahannya.
b) Kekurangan
  1. Kurang dalam hal kemahiran yang lain.


4. METODE INDUKTIF (Istiqra’iyah)

1. Pengertian
Metode ini adalah metode pengajaran yang bersifat dari khusus ke umum. Dengan kata lain metode ini beraliran induktif.
2. Langkah-langkah
  1. Memberikan bahan yang akan dipelajari
  2. Menjelaskan contoh tersebut pada kedudukannya dalam I’rab


5. METODE DEDUKTIF (Qiyasiyah)

1. Pengertian
Metode ini adalah metode pengajaran yang bersifat dari umum ke khusus (Deduktif). Metode ini mengajarkan dari hal yang besar kepada hal yang kecil.
2. Langkah-langkah
  1. Memberikan bahan yang akan dipelajari.
  2. memberikan contoh yang umum kemudian menjelaskan secara detail tentang contoh yang diberikan.



6. METODE MEMBACA(QIRO’AH)

1. Pengertian
Sesuai dengan namanya, metode ini diperuntukan bagi sekolah-sekolah yang bertujuan mengajarkan kemahiran membaca dalam bahasa asing. Materi pelajaran terdiri dari bacaan yang dibagi-bagi menjadi beberapa seksi pendek. Setiap seksi atau bagian diawali atau didahului oleh daftar kata-kata yang maknanya diajarkan secara konstektual. Maksudnya, kata-kata dan kalimat yang diucapkan dan diajarkan selalu dikaitkan dengan terjemahan atau gambar-gambar. Setelah, sampai tahap para pelajar menguasai kosa kata, bacaan tambahan dalam bentuk cerita atau novel mulai diajarkan. Pembacan cerita atau novel diharapkan dapat meningkatkan penguasaan pelajar terhadap kosakata sehingga mereka menjadi lebih mantap.
2. Langkah-langkah
  1. Memberikan daftar kosa kata pendek
  2. Setelah pelajar menguasai kosa kata, cerita atau novel diajarkan
3. Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
  1. Mahir dalam hal membaca
  2. Penguasaan kosa kata yang memadai
b) Kekurangan
  1. Kurang dalam maharatul yang lainnya.


7. METODE MIM-MEM (Meniru-Menghapal)

1. Pengertian
Mim-mem merupakan singkatan dari mimicray (meniru) dan memorizattion (menghapal) atau proses pengingatan sesuatu dengan menggunakan kekuatan memori. Metode ini juga sering disebut informant-drill method. Disebut demikian karena latihan-latihannya dilakukan oleh selain seorang pengajar, juga oleh seorang informan penutur asli (native informant). Menurut metode ini, kegiatan belajar berupa demontrasi dan latihan (drill) gramatika dan struktur kalimat, teknik pengucapan, dan penggunaan kosakata dengan mengikuti atau menirukan guru dan informan penutur asli. Ketika melakukan drilling, native informant bertindak sebagai seorang drill master. Ia mengucapkan beberapa kalimat sampai akhirnya menjadi hapal. Gramatika diajarkan secara tidak langsung melalui model-model kalimat. [1]
Mim-mem method (metode meniru atau mimic dan menghafal atau memorize) adalah, metode belajar reproduktif yang sangat mudah dan oleh karenanya sangat efektif bagi warga belajar yang tidak dikaruniai cukup peluang untuk menalar. Reproduksinya adalah mengulang (standar) apa yang telah diajarkan sehingga -jarang sekali- hasil belajarnya bisa melampaui standar yang dicontohkan oleh gurunya.
Namun demikian, metode itu tergolong primitif dan karenanya hanya sesuai (kompatibel) untuk mentalitas kaum primitif juga. Sayangnya proses penghafalan 'ayat-ayat suci' ini sangat marak di kalangan kaum muslim (sama juga dengan kaum Parisi di masa-masa dulu) yang tidak ingin paham dengan hal-hal yang dihafalnya secara turun-temurun itu. Mereka hanya hafal kata-kata 'jangan membunuh' tetapi tidak mengerti mengapa mereka tidak boleh membunuh.
Konon 'unexamined life is a useless life' (hidup yang tidak diuji dan dicermati adalah kehidupan yang sia-sia). Jadi mereka yang sudah katam baca Al qur'an dan hafal setiap ayatnya tapi tidak faham tentang implikasi dari ayat-ayat itu adalah manusia-manusia yang menyia-nyiakan waktu hidupnya dan oleh karenanya bangsa yang merugi.[2]
Metode meniru dan menghapal mengajar bahasa arab dengan menggunakan metode ini membutuhkan penutur asli, karena belajar bahasa menurut metode ini dilandasi oleh pembiasaan dan latihan(drill) baik untuk mempelajari gramatika, menyusun kalimat, berbicara dengan benar, atau menggunakan kosakata. Untuk melatih peserta didik menggunakan kosakata, mereka harus meniru guru dan penutur asli, dan menghafal kalimat-kalimat yang mereka tiru.[3]
Jika dilihat dari kata perkata maka metode ini memiliki dua sub metode yaitu metode mim(mimic/meniru) dan metode mem(memory/menghapal). Tetapi metode ini digabungkan menjadi satu dan menjadi satu kesatuan yang saling membutuhkan.
2. Langkah-Langkah Metode Mim-Mem
Dari beberapa pengertian di atas, metode ini tidak memiliki langkah-langkah yang spesifik. Akan tetapi dari pengertian di atas jika kita perhatikan secara seksama akan terdapat langkah-langkah sebagai berikut:
Memberikan bahan yang akan dipelajari
Menjelaskan materi
Mengucapkan beberapa kalimat sampai anak didik menjadi.
Murid menghapal apa yang ditirunya

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mim-Mem
Kelebihan
Metode belajar reproduktif yang sangat mudah dan oleh karenanya sangat efektif bagi warga belajar yang tidak dikaruniai cukup peluang untuk menalar.
Kekurangan
Reproduksinya adalah mengulang (standar) apa yang telah diajarkan, sehingga -jarang sekali- hasil belajarnya bisa melampaui standar yang dicontohkan oleh gurunya.
Metode ini membutuhkan penutur asli sehingga jika tidak ada penutur asli maka metode ini tidak akan berjalan seperti yang diharapkan.
Metode itu tergolong primitif dan karenanya hanya sesuai (kompatibel) untuk mentalitas kaum primitif juga.
Dalam metode ini guru/penutur asli lebih aktif, sehingga murid akan menjadi pasif dan hanya meniru dan menghapal apa yang ditirunya serta menerima saja, tidak ada inovasi anak dalam belajar.


8. METODE POLA-POLA KALIMAT

1. Pengertian
Pengertian pola kalimat adalah kedudukan kata-kata dalam hubungan fungsi kata dalam satu kalimat . pola kalimat dilihat dari segi bentuknya, ada pola dasar, pola lengkap, pola sempurna dan pola tidak sempurna. Dalam metode ini, dengan melalui pola kalimatlah metode ini di jalankan.
2. Langkah-langkah
  1. Memberikan contoh kalimaat yang berpola.
  2. Menjelaskan contoh tersebut
  3. Dengan penjelasan contoh tersebut secara tidak disadari anak mendengar, melihat, dan memperhatikan.
3. Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
  1. Anak didik tidak dibebani untuk mendengar, melihat, dan menganalisa dengan sendirinya.
  2. Memahami pola-pola dalam bahasa asing.
b) Kekurangan
  1. Memakan waktu yang cukup lama.
  2. Terfokus pada pola-pola kalimat saja, sehingga yang lainnya terabaikan.


9. METODE ACTION FUNCTION (AKSI-FUNGSI)

1. Pengertian
Aksi (action) adalah tanggapan, perilaku atau perbuatan yang diberikan anak perintah yang dibuat oleh guru, yang mana ungkapan kata-kata yang menimbulkan aksi anak tersebut sudah diajarkan kepada mereka sebelumnya. Fungsi (Function) adalah perbuatan yang dilakukan oleh anak setelah mengamati gerakan yang diperagakan oleh gurunya.
Contohnya: “ seorang guru menunjuk(dengan jari) seorang anak dan berkata kum(berdiri) maka si anak berdiri” metode ini secara tidak langsung menyampaikan kepada anak didik bahwa kum artinya “berdiri”. Metode ini menggunakan media tangan untuk menjalankan metode ini.

2. Kelebihan dan Kekurangan
a) Kelebihan
  1. Mempersingkat waktu pengajaran
  2. Pemahaman yang lebih cepat oleh siswa.
b) Kekurangan
  1. hanya menguasai kosa kata akan tetapi dalam hal yang lainnya kurang dikuasai.


10. METODE KAWA’ID(Gramatika) DAN TERJEMAH

1. Pengertian
Dengan demikian dapat disebutkan bahwa metode ini mempunyai beberapa karakteristik antara lain
1) Mempelajari bahasa asing bertujuan agar seseorang mampu membaca buku atau naskah dalam bahasa target, seperti kitab-kitab klasik berbahasa Arab.
2) Materi pelajaran terdiri atas buku tata bahasa, kamus dan teks bacaan yang berupa karya sastra klasik atau kitab keagamaan klasik.
3) Tata bahasa disajikan secara deduktif, yakni dimulai dengan penyajian kaidah diikuti dengan contoh-contoh.
4) Kosa kata diajarkan dalam bentuk kamus dwibahasa, atau daftar kosa kata beserta terjemahannya.
5) Proses pembelajarannya sangat menekankan penghafalan kaidah bahasa dan kosa kata, kemudian penerjemahan harfiah dari bahasa sasaran ke bahasa siswa atau sebaliknya.
6) Bahasa ibu digunakan sebagai bahasa pengantar.
7) Peran guru sangat aktif sebagai penyaji materi, sementara siswa berperan pasif sebagai penerima materi.
2. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan:
1) Siswa menguasai dalam arti menghafal di luar kepala kaidah atau tata bahasa dari bahasa yang dipelajarinya.
2) Siswa memahami bahan bacaan yang dipelajarinya secara mendetail dan mampu menerjemahkannya.
3) Siswa memahami karakteristik bahasa sasaran secara teoretis dan dapat membandingkannya dengan karakteristik bahasanya sendiri.
4) Metode ini memperkuat kemampuan siswa dalam mengingat dan menghafal.
5) Metode ini bisa diterapkan dalam kelas besar dan tidak menuntut kemampuan guru yang ideal.

Kelemahan:
1) Metode ini lebih banyak mengajarkan tentang bahasa bukan mengajarkan kemahiran berbahasa.
2) Metode ini hanya menekankan kemahiran membaca, sedangkan tiga kemahiran bahasa yang lain diabaikan.
3) Terjemahan harfiah sering mengacaukan makna kalimat dalam konteks yang luas, dan hasil terjemahannya tidak lazim dalam citarasa bahasa ibu.
4) Siswa hanya mengenal satu ragam bahasa sasaran, yaitu ragam bahasa tulis klasik, sedangkan ragam bahasa tulis modern dan bahasa percakapan tidak diketahui.
5) Kosa kata, struktur dan ungkapan yang dipelajari siswa mungkin sudah tidak terpakai lagi atau dipakai dalam arti yang berbeda dalam bahasa modern.
6) Disebabkan otak siswa dipenuhi dengan qawa'id, maka tidak tersisa lagi tempat untuk ekspresi dan kreasi bahasa. (Pokja, 2006 : 100-2).
Meskipun terdapat beberapa kelemahan mendasar yang inheren dalamnya, metode ini dianggap masih cocok digunakan terutama bagi pelajar tingkat lanjutan yang telah memiliki bekal yang cukup dari tingkat sebelumnya (dasar dan menengah).









BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bahwa semua metode tidak ada yang sempurna kecuali berdasarka situasi dan kondisi kapan suatu metode harus digunakan. Bahwa metode mampunyai keunggulan dan kelemahannya masing-masing.




SARAN
Dalam makalalah ini terdapat banyak kesalahan maka dari itu penulis mengharap kritik dan saran kepada bapak dosen pembimbing agar sudi kiranya memberikan kritik dan sarannya guna kemajuan di masa yang akan dating.

















DAFTAR PUSTAKA

http//www.supriadie.com
www.wanita –muslimah.com
http//www.model-all-in-one.com


[1] . http//www.model-all-in-one.com
[2] . www. Wanita-Muslimah. Com
[3] .http//www.supriadie site.com




1 komentar:

Akhbar Sanusi mengatakan...

Dengan banyaknya yang menyukai burung lovebird, harga jual burung ini pun sangat tinggi dan meningkat, seiring dengan berjalannya waktu. Sehingga wajar, bila para peternak burung berlomba-lomba membudidayakan burung lovebird agar meraup banyak keuntungan. Namun hal yang banyak terjadi, dalam proses budidaya/beternak burung lovebird, Kita sering mengalami kegagalan untuk mengawinkan keduanya (jantan dan betina). Alasannya cukup simpel, tidak sedikit burung. Masih berkaitan Jika menggunakan cabai bubuk korea warnanya akan jauh lebih merah dan jika menggunakan cabai lokal warnanya tidak secerah cabai korea tapi rasanya lebih mantap.
Masmuka Artinya Cara Mengobati Penyakit Mata (Snot) Pada Lovebird Ufa Bunga SMartphone

Posting Komentar